Pajonok hamu ma tu Debata, dungi pajonohonNa ma tu hamu. Paias ma tanganmuna, hamu angka pardosa, jala pabontor ma rohamuna hamu angka na mardua roha; Jakobus 4,8

Ini memang memerlukan semacam keberanian dan vitalitas untuk dapat mendekatkan diri kepada Tuhan semata-mata. Sama seperti usaha yang terus menerus untuk menjaga nama baik, prestasi dan hubungan baik dengan sesama, sanak famili maupun dalam pekerjaan terkadang kita harus berhadapan dengan bermacam kesulitan. Terkadang kita harus mengorbankan perasaan, mengorbankan waktu, tenaga dan materi kita.

Vitalitas dimaksud, menjadi daya hidup dan semangat untuk menyingkirkan segala macam kepentingan pribadi dan mendekat, menghampiri setiap hari semakin dekat kepada hadirat Tuhan. Keberanian juga diperlukan untuk bertobat dan berbalik kepada jalan Tuhan. Keberanian yang diasah terus menerus, sedikit demi sedikit kalau bukan progresif. Keberanian yang bukan dikarenakan ketakutan yang luar biasa dan nekat-nekatan. Sama seperti mengambil waktu teduh bukan, memerlukan vitalitas dan keberanian paling tidak waktu tidur yagn teratur supaya bisa bangun pagi-pagi, mempersiapkan segala sesuatu untuk hari ini termasuk untuk membuat perenungan pribadi.

Mendekat kepada Tuhan. Apakah aku menjadi penting bagi Tuhan sehingga Engkau ya Tuhan harus menyingkirkan urusan dan pekerjaan lain dulu menerima aku?? Tuhan-lah yang cukup mengambil penting mau mendekatkan diri kepada manusia. Ini semua menjadi respon dari kita sendiri dengan menganggap diri bukan apa-apa dihadapan Tuhan. Membersihkan diri : tangan, kepala dan hati.

Leave a comment